Jakarta – Dalam sebuah acara peluncuran buku yang digelar di Jakarta Convention Center pada Kamis (10/10), Presiden keenam Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menegaskan bahwa selama satu dekade masa kepemimpinannya, ia tidak pernah menyimpang dari konstitusi. Pernyataan ini disampaikan dalam peluncuran buku berjudul “Perjalanan dan Capaian Kabinet Indonesia Bersatu I (2004-2009)”.
SBY memulai pembahasannya dengan mengenang peran Samsir Siregar, yang menjabat sebagai kepala Badan Intelijen Negara (BIN) dalam Kabinet Indonesia Bersatu (KIB). SBY mengapresiasi kontribusi Samsir dalam menjaga stabilitas dan keamanan negara selama masa pemerintahannya.
SBY juga mengenang masa-masa awal pemerintahannya yang diwarnai oleh serangkaian bencana alam besar, termasuk tsunami di Aceh dan gempa bumi di Yogyakarta. Selain itu, tantangan eksternal seperti melonjaknya harga minyak dunia dan krisis ekonomi global turut mewarnai masa kepemimpinannya. SBY mengungkapkan bahwa situasi tersebut menuntut pengambilan keputusan yang cepat dan tepat demi kepentingan bangsa.
Dalam menghadapi berbagai tantangan tersebut, SBY mengaku sering kali harus membuat keputusan yang tidak populer. Namun, ia menegaskan bahwa elektabilitas bukanlah prioritas utamanya. Baginya, yang terpenting adalah menemukan solusi terbaik untuk kepentingan bangsa dan negara.
Menjelang pelantikan Prabowo Subianto sebagai presiden, SBY menitipkan pesan penting. Ia berharap Prabowo tidak ragu untuk mengambil keputusan-keputusan yang mungkin tidak populer di masa-masa sulit. SBY menekankan bahwa keberanian dalam mengambil keputusan yang tepat adalah kunci untuk menghadapi tantangan yang ada.