HALUAN.CO – Suara menggelegar dari speaker raksasa alias “sound horeg” kini identik dengan karnaval rakyat dan pesta desa. Meski meriah, dentuman keras dari sistem suara ini dapat membahayakan kesehatan, khususnya pada kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia.
Kasus terbaru di Lumajang, di mana seorang ibu muda meninggal dunia saat menonton karnaval sound horeg, menyoroti kembali bahaya yang kerap diabaikan masyarakat. Di media sosial juga terlihat bayi dan anak-anak dibawa menonton dari dekat, tanpa perlindungan apapun dari kebisingan.
Menurut dr. Agus Kurniawan, Sp.THT-BKL, seorang dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan, paparan suara dengan volume sangat tinggi bisa berdampak serius bagi kesehatan. Hal ini dilaporkan dalam Kompas.com, Kamis (8/8/2025).
“Sound horeg dengan intensitas bunyi yang keras bisa berbahaya pada kelompok rentan, seperti lansia, bayi, dan anak-anak,” jelas dr. Agus saat diwawancarai Kompas.com, Rabu (6/8/2025).
Ia menjelaskan bahwa suara di bawah atau sama dengan 80 dB masih aman. Namun jika melebihi 85 dB, maka bisa memicu gangguan seperti tinnitus, rasa nyeri di telinga, serta gangguan pendengaran permanen. Pada anak-anak, efek ini bisa muncul lebih cepat karena mereka belum bisa menghindari suara keras secara sadar.
Untuk lansia, bahaya semakin besar karena mereka sudah mengalami penurunan fungsi pendengaran secara alami. Ditambah, sistem saraf otonom yang mengatur detak jantung dan tekanan darah juga bisa terpengaruh oleh suara ekstrem.
“Suara dengan intensitas tinggi bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah, denyut jantung meningkat, bahkan menyebabkan seseorang lebih sensitif dan mudah marah,” tambahnya.
Risiko meningkat tajam jika lansia memiliki kondisi medis seperti hipertensi atau penyakit jantung, karena lonjakan tekanan darah akibat suara keras bisa memicu komplikasi serius.
Agar kegiatan seperti konser, pesta rakyat, dan karnaval tetap aman untuk semua, dr. Agus menyarankan agar penyelenggara membatasi volume suara.
“Bila suara lebih dari 85 dB, artinya sudah harus pakai alat pelindung pendengaran,” ujarnya lagi.
Ia juga menganjurkan penggunaan alat pengukur suara untuk memantau tingkat kebisingan selama acara berlangsung.
Masyarakat pun diimbau lebih peduli terhadap risiko ini. Membawa bayi atau orang tua ke dekat speaker besar hanya demi kesenangan sejenak bisa berdampak jangka panjang pada kesehatan mereka.
Menikmati hiburan tetap bisa dilakukan dengan cara yang aman dan bijak, tanpa mengorbankan keselamatan anggota keluarga.