Jakarta – Apple terus mengimbau pengguna iPhone untuk meninggalkan Google Chrome dan beralih ke Safari. Langkah ini dilakukan dengan alasan keamanan dan privasi yang lebih baik. Awal tahun ini, Apple meluncurkan kampanye global yang menyoroti Safari sebagai peramban yang lebih aman, menggunakan tagar “Safari-a browser that’s actually private.”
Apple tidak segan-segan menyindir Chrome dengan menyatakan bahwa mode incognito yang ditawarkan Chrome sudah usang dalam hal melindungi privasi pengguna. Hal ini menjadi salah satu alasan kuat Apple untuk mendorong pengguna iPhone agar beralih ke Safari.
Namun, Google tidak tinggal diam. Pada hari Selasa (12/11), Google merilis empat pembaruan besar untuk Chrome di iOS. Langkah ini merupakan upaya Google untuk menarik perhatian pengguna iPhone dan mengalihkan mereka dari Safari ke Chrome. Menurut laporan Forbes, Google memiliki ambisi besar untuk memindahkan 300 juta pengguna iPhone dari Safari ke Chrome.
Apple juga meluncurkan iklan video berjudul “Flock” yang menggambarkan orang-orang diikuti oleh mata-mata berbentuk burung yang memantau aktivitas mereka hingga mereka beralih ke Safari. Iklan ini merujuk pada FloC (Federated Learning of Cohorts), sebuah upaya privasi Google yang sebelumnya dianggap gagal.
Google dilaporkan berencana meningkatkan pangsa pencariannya di iPhone dari 30% menjadi 50%, yang berarti menambah sekitar 300 juta pengguna baru. Apple diperkirakan akan merespons upaya ini dengan strategi baru, mengingat persaingan antara Safari dan Chrome tampaknya akan terus berlanjut.
Ada dua ancaman besar yang dihadapi Apple dalam situasi ini. Pertama, regulator mendesak agar ekosistem “taman berpagar” seperti milik Apple lebih terbuka dari sebelumnya. Kedua, meskipun Chrome dikenal melacak data pengguna, banyak pengguna yang lebih mengutamakan fitur dan kinerja dibandingkan privasi.