Jakarta – Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Aji Muhawarman, mengungkapkan bahwa gejala yang disebabkan oleh infeksi virus Human Metapneumovirus (HMPV) umumnya bersifat ringan. Aji menjelaskan bahwa gejala yang sering muncul meliputi demam dan batuk, yang mirip dengan gejala infeksi saluran pernapasan lainnya.
Aji Muhawarman menjelaskan bahwa virus AMPV, yang sering disamakan dengan HMPV, bukanlah virus baru. Virus ini telah dikenal sejak tahun 2001 dan telah menjadi endemi di berbagai belahan dunia. Dengan demikian, Aji meyakini bahwa sebagian besar populasi telah memiliki antibodi atau kekebalan yang cukup untuk melawan virus ini. Namun, ia tetap mengingatkan bahwa kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia harus tetap waspada.
Dalam penjelasannya, Aji menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada terapi khusus yang tersedia untuk mengobati infeksi virus AMPV. Selain itu, vaksin khusus untuk virus ini juga belum dikembangkan. Oleh karena itu, Aji menyarankan agar pasien yang terinfeksi mendapatkan istirahat yang cukup, mengonsumsi banyak cairan, dan menjaga pola makan yang bergizi untuk mempercepat proses penyembuhan.
Sebelumnya, dilaporkan bahwa kasus HMPV mengalami peningkatan di China. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China mencatat adanya tren peningkatan kasus selama periode 16 Desember hingga 22 Desember 2024. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan potensi penyebaran virus tersebut ke negara lain, termasuk Indonesia.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengonfirmasi bahwa HMPV telah terdeteksi di Indonesia. Menyikapi hal ini, Kemenkes mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan melakukan langkah-langkah pencegahan yang diperlukan. Budi menegaskan bahwa meskipun HMPV telah ada sejak lama, virus ini bukanlah penyakit yang mematikan. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan tidak panik namun tetap menjaga kesehatan dan kebersihan diri.